Oleh: Dhiyaa Uddin
Tidur siang merupakan aktivitas yang
tidak saja dianjurkan oleh Allah Ta’ala, tapi juga bermanfaat jika
dilihat dari sisi kesehatan. Namun hari ini, sunnah ini sudah tidak
familiar oleh kebanyakan umat Islam. Bahkan ada stigma negatif tentang
istirahat siang; dikira malas dan sebagainya. Lantas bagaimana
sebenarnya Islam memandang tidur siang ini?
Sahl Bin Sa’d berkata, “Tdaklah kami qoylulah ( tidur siang ) dan makan siang kecuali setelah shalat Jum’at.” (HR.Bukhari [939] dan Muslim [859])
Para ulama terdahulu menjadikan tidur siang sebagai salah satu
aktivitas rutin dan terjadwal. Selain sarana istirahat, kegiatan ini
juga menyegarkan ketika harus melanjutkan aktivitas selanjutnya.
Rasulullah bersabda, “Qoylulah(tidur siang)lah kalian. Sesungguhnya setan tidak qoylulah(tidur siang).” (Hr. Abu Nu’aim dalam at-Thib:12/1,Thabrani dalam al-Ausath: 2725. Dihasankan oleh al-Albani dalam as-Shahihah: 1647)
Secara langsung, Rasulullah menganjurkan untuk tidur siang. Tidak
tanggung-tanggung, hal ini dijadikan pembeda antara manusia dengan setan
yang dilaknat.
Senada dengan itu, para sahabat juga
tidak meninggalkan aktivitas ini. Sebagaimana yang dituturkan oleh
al-Hafizh Ibnu Hajar, “Tidur siang termasuk kebiasaan para sahabat Nabi
setiap harinya.” (Fathul Bari: 11/83)
Bahkan salah satu pemimpin pesantren
terbesar di negeri ini juga rela menunggui anaknya untuk tidur siang
sampai anaknya benar-benar tertidur. Lantas, bagaimana dengan kita?
Peneliti dari Asklepieion Voula General
Hospital di Athena melakukan uji dengan memeriksa tekanan darah 200 pria
dan 186 perempuan berusia rata-rata 61 tahun. Sebagian dari mereka
tidur siang secara teratur. Menurut hasil studi, tekanan darah orang
yang tidur siang rata-rata lima persen lebih rendah ketimbang yang tetap
terjaga.
Apakah kita bisa dengan mudah menjalankan
sunah ini? Seandainya kita berada ditempat kerja yang tidak
memungkinkan untuk melakukan aktivitas ini, coba sempatkan aktivitas
tidur siang ini meski 10 menit saja saat jam istirahat. Rasakan bedanya
di tubuh. Kesegaran akan dirasakan setelahnya.
Namun jika memang tidak memungkinkan
untuk melakukan tidur siang, cukuplah menjadi tekad saja. Insya Allah
niatan saja sudah menjadi ibadah. Jika kita diberikan kesempatan
pekerjaan yang longgar dan punya kebebasan mengatur waktu, jadikan
aktivitas tidur siang sebagai aktivitas rutin sebagaimana kita punya
waktu untuk menyempatkan ibadah rutin lainnya. Karena Menjalankan tidur
siang adalah ibadah yang ringan. Insya Allah. [PB/Kisahikmah]
0 Response to "Rutinkan Amalan Ini, Karena Setan Tidak Mengerjakannya!"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.